Translate

Senin, 28 Maret 2022

MAKALAH ISPA

 

MAKALAH

ISPA

Disusun untuk MemenuhiTugas Mata Kuliah Patofisiologi

Dosen Pembimbing: Eva Nurlina Aprilia, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom

 



KELAS 1B

Kelompok 2

1. Dewi Nariratih                                                                  3220213768                            

2. Dewi Syajaratun Thayyibah                                             3220213770

3. Dhesta Fitria Kharimah                                                    3220213771

4. Dina Anas Setasya                                                             3220213773

5. Dwi Apriyaningrum                                                          3220213774

6. Enjang Nosa Rumdhita                                                     3220213775

7. Fahreza Arif Yudanto                                                       3220213776

8. Fatwa Tafiana                                                                    3220213777

9. Fitra Yusuf Ardhy                                                             3220213778

10. Hellina Dewi Anggita                                                      3220213779

 

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2021


KATA PENGANTAR

 

Puji dan Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Berkat dan Rahmat-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan lancar.

Pada penyusunan tugas ini,  penulis mendapat bantuan dari pihak secara langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1.      Bp. Giri Susilo Adi, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku Direktur Akper Notokusumo atas pengarahan dan bimbingan yang diberikan.

2.      Ibu Linda Widyarani, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pengajar mata kuliah patofisiologi, atas segala pengarahan dan bimbingan yang diberikan.

3.      Seluruh teman teman dari Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta

Dengan segenap kerendahan hati, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas ini, sehingga kritik dan masukkan yang konstruktif senantiasa penulis harapkan demi perbaikan lebih lanjut.

 

Yogyakarta, 13 maret 2022

 

Penyusun   

 


DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI.....................................................................................................        i

BAB I

A. Latar Belakang...........................................................................................       1

B. Tujuan........................................................................................................       2

BAB II

A. Definisi ISPA..............................................................................................       3

B. Faktor -Faktor penyebab ISPA...................................................................       4

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi ISPA pada perkembangan anak..........       5

D. Gejala ISPA................................................................................................       5

E. Pencegahan ISPA........................................................................................       6

 

BAB III

A. Kesimpulan..............................................................................................      10

B. Saran........................................................................................................      10

DAFTAR PUSTAKA


 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.                 Latar Belakang

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada anak di negara sedang berkembang. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ini menyebabkan empat dari 15 juta perkiraan kematian pada anak berusia dibawah lima tahun pada setiap tahunnya, dan sebanyak dua per tiga kematian tersebut adalah bayi (khususnya bayi muda usia kurang dari dua bulan) (WHO, 2003)

ISPA adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus, bakteri maupun riketsia. Bakteri-bakteri yang paling sering terlibat adalah Streptococcus grup A, Pneumococcus-pneumococcus, H.influenza yang terutama dijumpai pada anakanak kecil. Virus influensa merupakan penyebab tersering dari penyakit saluran pernafasan pada anak-anak dan dewasa. Pada usia lima tahun atau lebih, 90 % anak-anak telah mengalami infeksi oleh virus influensa. Pada bayi dan anak-anak virus tersebut bertanggungjawab atas terjadinya penyakit (Nelson, 1995).

ISPA merupakan penyakit yang penting untuk diketahui oleh ibu-ibu, karena merupakan penyakit yang tingkat kejadiannya sangat tinggi. Menurut survei kesehatan rumah tangga Indonesia pada tahun 1992 dan tahun 1995, persentase kematian bayi akibat ISPA masing-masing adalah 36,4 % dan 29,5 %. Angka kematian bayi akibat ISPA adalah 3 per 100 balita (Anonim, 1995).

Anak-anak akan mendapatkan 3 – 6 kali infeksi / tahun, tetapi beberapa orang mendapatkan serangan dalam jumlah yang lebih besar lagi terutama selama masa tahun ke-2 sampai ke-3 kehidupan mereka. Rata-rata setiap anak akan menderita ISPA sebanyak 3 kali di daerah pedesaan dan kira-kira 6 kali di daerah perkotaan per tahun. Di perkotaan kemungkinan kejadian ISPA lebih tinggi dibanding daerah pedesaan karena berkaitan dengan perbedaan kebersihan udara di kedua daerah tersebut. Demikian pula anak-anak dengan status gizi yang jelek (kurang gizi) akan lebih mudah menderita ISPA atau ISPA nya menjadi lebih berat dibandingkan anak dengan status gizi yang baik (Dwi prahasta dkk, 1988).

Ada banyak salah informasi berkenaan dengan infeksi saluran pernafasan akut sehingga menimbulkan beberapa masalah penting, pertama sebagian besar ISPA tidak diperhatikan, akibatnya penderita mendapatkan pengobatan yang tidak diperlukan dan dengan antibiotik menambah biaya pengobatan, kedua sering terlupakan bahwa faringitis, tonsilitis akut adalah infeksi saluran pernafasan akut paling penting dan harus diobati dengan antibiotik yang memadai, dan yang ketiga dokter sering tidak memperhatikan kenyataan bahwa tidak mungkin membedakan secara meyakinkan antara ISPA karena virus atau karena bakteri atas dasar klinis saja. Untuk membedakan kedua penyebab tersebut diperlukan uji diagnostik sederhana seperti biakan tenggorok. Uji diagnostik diperlukan untuk menanggulangi suatu bakteri yang secara keliru dinyatakan sebagai penyebab infeksi (Shulman dkk, 1994).

Penatalaksanaan infeksi saluran pernafasan akan berhasil dengan baik apabila diagnosis penyakit ditegakkan lebih dalam sehingga pengobatan dapat diberikan sebelum penyakit berkembang lebih lanjut. Disamping itu perlu antibiotika yang sesuai dengan penyakit (Cherniack, 1998).

Antibiotika merupakan obat anti infeksi yang secara drastis telah menurunkan morbiditas dan mortalitas berbagai penyakit infeksi, sehingga penggunaannya meningkat tajam. Hasil survei menunjukkan bahwa kira-kira 30% dari seluruh penderita yang dirawat di rumah sakit memperoleh satu atau lebih terapi antibiotik, dan berbagai penyakit infeksi yang fatal telah berhasil diobati. Sejalan dengan itu antibiotika menjadi obat yang paling sering disalahgunakan, sehingga akan meningkatkan resiko efek samping obat, resistensi dan biaya (Sastramihardja S dan Herry S, 1997)

 

B.                 Tujuan

Tujuan umum

            Mengetahui penyakit angiopati diabetes serta keadaan patofisiologi dari penyakit tersebut.

 

Tujuan Khusus

Mengetahui penyakit angiopati diabetes.

Mengetahui penyebab munculnya angiopati diabetes

Untuk meningkatkan edukasi mengenai komplikasi yang terjadi, mengurangi risiko terjadinya komplikasi.

Mengetahui tanda dan gejala timbulnya angiopati diabetes.

Mengetahui keadaan patofisiologi dari penyakit diabetes melitus.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.     DEFINISI

Bayi adalah anak kecil yang telah menginjak usia 1 tahun atau lebih terkenal dengan pemahaman waktu anak-anak di bawah lima tahun. masa balita adalah periode penting dalam kemajuan aktual anak-anak.

Mengungkapkan bahwa usia di bawah lima tahun atau “anak kecil”adalah salah satu masa usia manusia setelah tahap paling awal sebelum anak-anak mulai. Cakupan usia bayi dimulai dari satu hingga lima tahun. Seperti yang dikemukakan oleh Notoatmodjo,  anak balita adalah suatu perkumpulan yang tidak berdaya melawan makanan dan infeksi. Beberapa keadaan atau kecurigaan. Hal ini membuat anak-anak balita ini menjadi tidak berdaya dan rentan terhadap infeksi lainnya:

1) Bayi sedang berpindah dari makanan anak ke makanan anak makanan dewasa.

2) Biasanya bayi ini sudah memiliki saudara perempuan, atau ibunya sampai sekarang

bekerja seharian sehingga pertimbangan ibu berkurang.

3) Anak-anak kecil sudah mulai bermain di tanah, dan sekarang sudah bisa bermain di tanah

di luar rumah mereka sendiri, sehingga mereka lebih disuguhkan dengan iklim

berantakan dan kondisi yang memungkinkan untuk terkontaminasi dengan penyakit yang berbeda seperti ISPA,

4) Anak kecil belum memiliki pilihan untuk menghadapi dirinya sendiri, mengingat untuk

memilih makanan. Kemudian lagi, ibunya tidak seperti itu lagi

Perkembangan Bayi

Perkembangan dan kemajuan anak atau bayi seperti yang dikemukakan oleh Soetjiningsih.

menggabungkan dua kesempatan yang berbeda sifatnya, namun sekaligus saling terkait

apa yang lebih sulit untuk diisolasi, khususnya yang berkaitan dengan perkembangan dan kemajuan.

Pengertian tumbuh kembang dan kemajuan anak kecil adalah sebagai berikut:

1) Pembangunan dikaitkan dengan masalah kemajuan dalam aspek besar, jumlah, ukuran atau tingkat dengan organ atau orang, yang dapat diperkirakan berdasarkan berat (gram, pon, kilogram), panjang (sentimeter, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (kalsium tubuh dan pemeliharaan nitrogen).

2) Kemajuan adalah perluasan kapasitas

(kemampuan) dalam desain dan kapasitas tubuh yang lebih membingungkan dalam contoh biasa dan tidak mengejutkan karena interaksi perkembangan. Di sini khawatir jalannya pemisahan sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan kerangka organ buat agar masing-masing bisa memenuhi kapasitasnya. Ini termasuk pergantian acara yang antusias. melindungi inovasi dan perilaku karena berhubungan dengan iklim.

 B.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ISPA

Variabel yang berbeda yang mempengaruhi pneumonia pada bayi telah dieksplorasi oleh banyak spesialis, termasuk unsur-unsur alami (ketebalan, rumah tinggal, kecenderungan merokok, ventilasi), variabel keuangan keluarga (tingkat moneter, tingkat pemahaman pekerjaan, gaji, apalagi pertimbangan ibu untuk balita). Istilah pneumonitis harus dikenali dari pneumonia. Pneumonia adalah interaksi provokatif di parenkim paru, bagian distal paru-paru bronkiolus terminal, termasuk bronkiolus respiratorius, alveolus selanjutnya interstitium, dan menyebabkan pemadatan dan interupsi perdagangan gas lingkungan. Ada beberapa faktor yang menentukan etiologi penyakit paru-paru ekologis, khususnya: 1) ukuran partikel residu, yang seolah-olah partikel debu berukuran 0,3 sampai 0,5 m yang dapat tiba di alveoli, konstruksi zat residu, fiksasinya di udara iklim, rentang keterbukaan dan ketidakberdayaan individu terhadap residu anorganik tertentu itulah alasannya.

ISPA digambarkan dengan meretas atau kesulitan bernapas, pilek, demam atau demam, tidak ada pembagi dada yang ditarik ke dalam, tidak menunjukkan manifestasi peningkatan frekuensi pernapasan, pernapasan <50x /menit untuk waktu yang sangat lama 2 bulan sampai < 1 tahun, < 40 x/menit untuk usia 1 tahun sampai 5 tahun.

 

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak

Variabel-variabel yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan anak adalah:

 Keturunan (herediter)

Variabel herediter adalah faktor prinsip sebagai alasan untuk mencapai perbaikan anak muda. Elemen-elemen ini menggabungkan elemen keturunan, orientasi, kebangsaan. komponen ini dengan kekuatan dan kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat keengganan jaringan untuk meningkatkan, periode pubertas, juga akhir dari perkembangan tulang.

* Elemen Alami

Unsur alam adalah faktor yang mengambil bagian signifikan dalam memutuskan apakah potensi sudah, termasuk iklim pra-kelahiran (iklim dalam kehamilan), dan iklim pascakehamilan (iklim nanti dikandung). Iklim di perut bisa terjadi selama anak di dalam perut, dari asal mula hingga lahir yang menggabungkan Rezeki ibu hamil, iklim mekanis, misalnya tempat embrio dirahim (perut), sintetis atau racun seperti penggunaan obat-obatan, minuman keras, kebiasaan merokok untuk ibu hamil, dan bahan kimia.

 Unsur ekologi lainnya adalah radiasi yang dapat membahayakan organ pikiran janin, penyakit dalam konten juga akan memengaruhi pengembangan dan pergantian peristiwa anak, juga karena stres dapat mempengaruhi ketidakmampuan untuk berkembang. Variabel kebal dapat mempengaruhi perkembangan dan penyebab formatif dapat mendorong pengangkatan janin dan sebagainya Variabel alam setelah lahir seperti rezeki, inokulasi, penyakit yang sedang berlangsung dan hormonal. Faktor aktual seperti iklim, musim, keadaan topografi, sterilisasi ekologi, kondisi tempat tinggal dan radiasi.

 

 *Faktor Psikososial*

Faktor psikososial seperti perasaan, inspirasi belajar, disiplin, sekelompok teman sebaya, stres, sekolah, cinta, kesukaan, dan jumlah kolaborasi antara anak-anak dan wali.

 *Faktor keluarga*

Faktor keluarga, misalnya pekerjaan, pendidikan orang tua, jumlah kerabat, orientasi, karakter ayah dan ibu, agama, urbanisasi dan elemen publik.

*Faktor bahaya untuk ISPA*

Pembangunan rumah dan iklim yang tidak sesuai kebutuhan Kesejahteraan adalah faktor taruhan untuk berbagai jenis transmisi penyakit. ISPA dan TBC berhubungan erat dengan kondisi sterilisasi penginapan. Faktor pertaruhan ekologis di bangunan rumah yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit maupun kecelakaan antara lain ventilasi, pencahayaan, kepadatan hunian ruang tidur, kelembaban udara, kualitas udara ruang, binatang penular penyakit, air bersih, limbah rumah tangga sampah serta perilaku penghuni dalam rumah.

 

 

ISPA pada Anak Kecil

Sebuah. Arti dari ISPA (Penyakit Pernapasan Intens) adalah salah satu penyakit yang diderita oleh daerah setempat, termasuk kontaminasi saluran kemih, saluran pernapasan atas dan bawah. ISPA adalah siklus provokatif yang disebabkan oleh infeksi, mikroorganisme, abnormal (mikroplasma) atau zat asing termasuk salah satu atau semua pernapasan .

Penyebab ISPA adalah infeksi virus atau bakteri pada saluran pernapasan. Walaupun lebih sering disebabkan oleh infeksi virus, ada beberapa jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan ISPA, yaitu:

*Streptococcus

*Haemophilus

*Staphylococcus aureus

*Corynebacterium diphteriae

*Mycoplasma pneumoniae

*Chlamydia

ISPA dapat menyerang saluran napas atas maupun saluran napas bawah. Beberapa penyakit yang termasuk ke dalam ISPA adalah common cold, sinusitis, radang tenggorokan akut, laringitis akut, pneumonia, dan COVID-19.

Penularan virus atau bakteri penyebab ISPA dapat terjadi melalui kontak dengan percikan air liur orang yang terinfeksi. Virus atau bakteri dalam percikan liur akan menyebar melalui udara, masuk ke hidung atau mulut orang lain. Selain kontak langsung dengan percikan liur penderita, virus juga dapat menyebar melalui sentuhan dengan benda yang terkontaminasi, atau berjabat tangan dengan penderita.

 

Gejala ISPA

Gejala dari infeksi saluran pernapasan akut berlangsung antara 1-2 minggu. Sebagian besar penderita akan mengalami perbaikan gejala setelah minggu pertama. Gejala tersebut adalah:

*Batuk

*Bersin

*Pilek

*Hidung tersumbat

*Nyeri tenggorokan

*Sesak napas

*Demam

*Sakit kepala

*Nyeri otot

Istilah ISPA menggabungkan tiga komponen penting:

khusus penyakit, parsel pernapasan, dan intens. Dengan pengertian sebagai berikut: Kontaminasi adalah masuknya mikroba atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan meningkat untuk menghasilkan indikasi sakit. Parsel pernapasan adalah organ yang dimulai dari hidung ke alveoli dan organ adneksanya, misalnya, sinus, lubang telinga tengah dan pleura. Kontaminasi yang intens adalah penyakit yang berkelanjutan selama 14 hari. Batas multi hari diambil untuk menunjukkan interaksi yang intens meskipun faktanya untuk penyakit tertentu yang dapat ditandai dengan ISPA siklus ini bisa membutuhkan waktu lebih dari 14 hari.

Jenis ISPA

Infeksi Saluran Pernafasan Akut terbagi menjadi dua yaitu:

1) Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut

 Kapasitas parsel pernapasan atas untuk menghangatkan, meredam apa lagi saluran udara. Seiring dengan udara, masukkan mikroba yang berbeda, yang dapat tertahan di hidung, faring (amandel), laring, atau tenggorokan dan dapat berkembang biak, jika kerangka kekebalan berkurang. Penyebaran penyakit (jika terjadi) bergantung pada perlindungan tubuh, juga dari kerusakan mikroorganisme yang dirujuk (penyakit tambahan), Kontaminasi Intens Parcel Pernafasan Atas sesuai Erlien terdiri dari :

a) Flu

Flu, atau disebut influenza, adalah infeksi yang disebabkan oleh infeksi dan indikasi penyebabnya menyebabkan masalah kerangka pernapasan. Flu tidak persis sama dengan virus biasa.

b) Sinusitis

Sinusitis adalah iritasi pada daerah sinus yang terjadi karena penyakit virus, misalnya karena keterikatan flu atau karena kepekaan.

c. Faringitis (sakit tenggorokan)

Faringitis adalah adanya kejengkelan (kontaminasi) di tenggorokan (faring). Faringitis dapat disebabkan oleh infeksi atau sebaliknya mikroorganisme.

 

 

2) Penyakit Saluran Pernapasan Bawah Intens

Perjalanan penyakit saluran pernafasan dapat disebabkan oleh mikroba dari saluran pernapasan bagian atas. Kontaminasi ini menyebabkan elemen neurotik dan klinis yang berbeda bergantung pada obstruksi bahaya inang dan entitas organik.

Pernapasan Bawah yang Intens terdiri dari :

a) Laringitis

Laringitis adalah kejengkelan daerah laring. pangkal tenggorokan terletak di ujung jalan pernapasan yang mendorong paru-paru (batang tenggorok). Wilayah ini berisi garis vokal. Akibatnya, Laringitis juga kadang-kadang disebut sebagai laringitis suara.

b) Bronkitis

Bronkitis adalah kejengkelan daerah bronkial. Bronkus adalah entri dalam kerangka pernapasan yang menuju paru-paru.

c) Pneumonia

Pneumonia adalah kontaminasi intens dari jaringan paru-paru (alveolus). Pneumonia, dalam bahasa biasa sering disebut radang paru-paru. Pneumonia adalah penyakit pada saluran pernapasan santai asli. Kejadian Pneumonia di anak-anak muda secara teratur bertepatan dengan interaksi intens yang tak tertahankan di bronkus (umumnya disebut bronkopneumonia). Radang paru-paru adalah masalah medis di seluruh dunia karena menyebabkan tingkat kematian yang tinggi.

 

 

 

Pencegahan ISPA

Tindakan pencegahan utama ISPA adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:

-Cuci tangan secara teratur, terutama setelah beraktivitas di tempat umum.

-Hindari menyentuh wajah, terutama bagian mulut, hidung, dan mata, untuk menghindari penularan virus dan bakteri.

-Gunakan sapu tangan atau tisu untuk menutup mulut ketika bersin atau batuk. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ke orang lain.

-Perbanyak konsumsi makanan kaya vitamin, terutama vitamin C, untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

-Olahraga secara teratur.

-Berhenti merokok.

-Lakukan vaksinasi, baik vaksin MMR, influenza, atau pneumonia. Diskusikan dengan dokter mengenai keperluan, manfaat, dan risiko dari vaksinasi ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

       Seperti yang dikemukakan oleh Notoatmodjo, anak balita adalah suatu perkumpulan yang tidak berdaya melawan makanan dan infeksi.

 

Unsur ekologi lainnya adalah radiasi yang dapat membahayakan organ pikiran janin, penyakit dalam konten juga akan memengaruhi pengembangan dan pergantian peristiwa anak, juga karena stres dapat mempengaruhi ketidakmampuan untuk berkembang.

 

Arti dari ISPA (Penyakit Pernapasan Intens) adalah salah satu penyakit yang diderita oleh daerah setempat, termasuk kontaminasi saluran kemih, saluran pernapasan atas dan bawah.

 

ISPA adalah siklus provokatif yang disebabkan oleh infeksi, mikroorganisme, abnormal (mikroplasma) atau zat asing termasuk salah satu atau semua pernapasan .

 

Beberapa penyakit yang termasuk ke dalam ISPA adalah common cold, sinusitis, radang tenggorokan akut, laringitis akut, pneumonia, dan COVID-19.

 

Seiring dengan udara, masukkan mikroba yang berbeda, yang dapat tertahan di hidung, faring (amandel), laring, atau tenggorokan dan dapat berkembang biak, jika kerangka kekebalan berkurang.

 

Flu, atau disebut influenza, adalah infeksi yang disebabkan oleh infeksi dan indikasi penyebabnya menyebabkan masalah kerangka pernapasan.

 

 

B.     Saran

 

Diharapkan untuk lebih meningkatkan lagi pengetahuan mencari tahu tentang informasi tentang penyakit ISPA beserta pencegahannya, dan selalu mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh tim kesehatan, agar dapat lebih meningkatkan promosi kesehatan seperti melakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang pencegahan penyakit (penyakit ISPA) kepada masyarakat yang luas. Sehingga masyarakat lebih dalam lagi mengetahui penyakit ISPA beserta cara pencegahan penyakit ISPA, dan kasus ISPA dapat berkurang dari sebelumnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/ispa

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MAKALAH ISPA

  MAKALAH ISPA Disusun untuk MemenuhiTugas Mata Kuliah Patofisiologi Dosen Pembimbing: Eva Nurlina Aprilia, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Ko...