MAKALAH
ISPA
Disusun untuk MemenuhiTugas Mata Kuliah Patofisiologi
Dosen Pembimbing: Eva Nurlina
Aprilia, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom
KELAS
1B
Kelompok
2
1. Dewi Nariratih 3220213768
2. Dewi Syajaratun Thayyibah 3220213770
3. Dhesta Fitria Kharimah 3220213771
4. Dina Anas Setasya 3220213773
5. Dwi Apriyaningrum 3220213774
6. Enjang Nosa Rumdhita 3220213775
7. Fahreza Arif Yudanto 3220213776
8. Fatwa Tafiana 3220213777
9. Fitra Yusuf Ardhy 3220213778
10. Hellina Dewi Anggita 3220213779
PROGRAM
STUDI DIII KEPERAWATAN
STIKES
NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2021
KATA
PENGANTAR
Puji dan Syukur dipanjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Berkat dan Rahmat-Nyalah, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan lancar.
Pada penyusunan tugas
ini, penulis mendapat bantuan dari pihak secara langsung maupun
tidak langsung, oleh karena itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bp.
Giri Susilo Adi, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku Direktur Akper Notokusumo atas
pengarahan dan bimbingan yang diberikan.
2. Ibu
Linda Widyarani, S.Kep., Ns., M.Kep selaku
dosen pengajar mata kuliah patofisiologi, atas segala pengarahan dan bimbingan
yang diberikan.
3. Seluruh
teman teman dari Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta
Dengan segenap kerendahan hati,
penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas ini, sehingga
kritik dan masukkan yang konstruktif senantiasa penulis harapkan demi perbaikan
lebih lanjut.
Yogyakarta,
13 maret 2022
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR
ISI..................................................................................................... i
BAB
I
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB
II
A. Definisi ISPA.............................................................................................. 3
B. Faktor
-Faktor penyebab ISPA................................................................... 4
C. Faktor-faktor
yang mempengaruhi ISPA pada perkembangan anak.......... 5
D. Gejala
ISPA................................................................................................ 5
E. Pencegahan
ISPA........................................................................................ 6
BAB
III
A. Kesimpulan.............................................................................................. 10
B. Saran........................................................................................................ 10
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada anak di negara sedang
berkembang. Infeksi Saluran Pernafasan Akut ini menyebabkan empat dari 15 juta
perkiraan kematian pada anak berusia dibawah lima tahun pada setiap tahunnya,
dan sebanyak dua per tiga kematian tersebut adalah bayi (khususnya bayi muda
usia kurang dari dua bulan) (WHO, 2003)
ISPA adalah penyakit akut yang disebabkan
oleh virus, bakteri maupun riketsia. Bakteri-bakteri yang paling sering
terlibat adalah Streptococcus grup A, Pneumococcus-pneumococcus, H.influenza
yang terutama dijumpai pada anakanak kecil. Virus influensa merupakan penyebab
tersering dari penyakit saluran pernafasan pada anak-anak dan dewasa. Pada usia
lima tahun atau lebih, 90 % anak-anak telah mengalami infeksi oleh virus
influensa. Pada bayi dan anak-anak virus tersebut bertanggungjawab atas
terjadinya penyakit (Nelson, 1995).
ISPA merupakan penyakit yang penting untuk
diketahui oleh ibu-ibu, karena merupakan penyakit yang tingkat kejadiannya
sangat tinggi. Menurut survei kesehatan rumah tangga Indonesia pada tahun 1992
dan tahun 1995, persentase kematian bayi akibat ISPA masing-masing adalah 36,4
% dan 29,5 %. Angka kematian bayi akibat ISPA adalah 3 per 100 balita (Anonim,
1995).
Anak-anak akan mendapatkan 3 – 6 kali
infeksi / tahun, tetapi beberapa orang mendapatkan serangan dalam jumlah yang
lebih besar lagi terutama selama masa tahun ke-2 sampai ke-3 kehidupan mereka.
Rata-rata setiap anak akan menderita ISPA sebanyak 3 kali di daerah pedesaan
dan kira-kira 6 kali di daerah perkotaan per tahun. Di perkotaan kemungkinan
kejadian ISPA lebih tinggi dibanding daerah pedesaan karena berkaitan dengan
perbedaan kebersihan udara di kedua daerah tersebut. Demikian pula anak-anak
dengan status gizi yang jelek (kurang gizi) akan lebih mudah menderita ISPA
atau ISPA nya menjadi lebih berat dibandingkan anak dengan status gizi yang
baik (Dwi prahasta dkk, 1988).
Ada banyak salah informasi berkenaan dengan
infeksi saluran pernafasan akut sehingga menimbulkan beberapa masalah penting,
pertama sebagian besar ISPA tidak diperhatikan, akibatnya penderita mendapatkan
pengobatan yang tidak diperlukan dan dengan antibiotik menambah biaya
pengobatan, kedua sering terlupakan bahwa faringitis, tonsilitis akut adalah
infeksi saluran pernafasan akut paling penting dan harus diobati dengan
antibiotik yang memadai, dan yang ketiga dokter sering tidak memperhatikan
kenyataan bahwa tidak mungkin membedakan secara meyakinkan antara ISPA karena
virus atau karena bakteri atas dasar klinis saja. Untuk membedakan kedua
penyebab tersebut diperlukan uji diagnostik sederhana seperti biakan tenggorok.
Uji diagnostik diperlukan untuk menanggulangi suatu bakteri yang secara keliru
dinyatakan sebagai penyebab infeksi (Shulman dkk, 1994).
Penatalaksanaan infeksi saluran pernafasan
akan berhasil dengan baik apabila diagnosis penyakit ditegakkan lebih dalam
sehingga pengobatan dapat diberikan sebelum penyakit berkembang lebih lanjut.
Disamping itu perlu antibiotika yang sesuai dengan penyakit (Cherniack, 1998).
Antibiotika merupakan obat anti infeksi
yang secara drastis telah menurunkan morbiditas dan mortalitas berbagai
penyakit infeksi, sehingga penggunaannya meningkat tajam. Hasil survei
menunjukkan bahwa kira-kira 30% dari seluruh penderita yang dirawat di rumah
sakit memperoleh satu atau lebih terapi antibiotik, dan berbagai penyakit
infeksi yang fatal telah berhasil diobati. Sejalan dengan itu antibiotika
menjadi obat yang paling sering disalahgunakan, sehingga akan meningkatkan
resiko efek samping obat, resistensi dan biaya (Sastramihardja S dan Herry S,
1997)
B.
Tujuan
Tujuan umum
Mengetahui penyakit angiopati
diabetes serta keadaan patofisiologi dari penyakit tersebut.
Tujuan
Khusus
Mengetahui
penyakit angiopati diabetes.
Mengetahui
penyebab munculnya angiopati diabetes
Untuk
meningkatkan edukasi mengenai komplikasi yang terjadi, mengurangi risiko
terjadinya komplikasi.
Mengetahui
tanda dan gejala timbulnya angiopati diabetes.
Mengetahui
keadaan patofisiologi dari penyakit diabetes melitus.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Bayi adalah anak kecil yang telah
menginjak usia 1 tahun atau lebih terkenal dengan pemahaman waktu anak-anak di
bawah lima tahun. masa balita adalah periode penting dalam kemajuan aktual
anak-anak.
Mengungkapkan bahwa usia di bawah lima
tahun atau “anak kecil”adalah salah satu masa usia manusia setelah tahap paling
awal sebelum anak-anak mulai. Cakupan usia bayi dimulai dari satu hingga lima
tahun. Seperti yang dikemukakan oleh Notoatmodjo, anak balita adalah suatu perkumpulan yang
tidak berdaya melawan makanan dan infeksi. Beberapa keadaan atau kecurigaan.
Hal ini membuat anak-anak balita ini menjadi tidak berdaya dan rentan terhadap
infeksi lainnya:
1)
Bayi sedang berpindah dari makanan anak ke makanan anak makanan dewasa.
2)
Biasanya bayi ini sudah memiliki saudara perempuan, atau ibunya sampai sekarang
bekerja
seharian sehingga pertimbangan ibu berkurang.
3)
Anak-anak kecil sudah mulai bermain di tanah, dan sekarang sudah bisa bermain
di tanah
di
luar rumah mereka sendiri, sehingga mereka lebih disuguhkan dengan iklim
berantakan
dan kondisi yang memungkinkan untuk terkontaminasi dengan penyakit yang berbeda
seperti ISPA,
4)
Anak kecil belum memiliki pilihan untuk menghadapi dirinya sendiri, mengingat
untuk
memilih
makanan. Kemudian lagi, ibunya tidak seperti itu lagi
Perkembangan Bayi
Perkembangan
dan kemajuan anak atau bayi seperti yang dikemukakan oleh Soetjiningsih.
menggabungkan
dua kesempatan yang berbeda sifatnya, namun sekaligus saling terkait
apa
yang lebih sulit untuk diisolasi, khususnya yang berkaitan dengan perkembangan
dan kemajuan.
Pengertian
tumbuh kembang dan kemajuan anak kecil adalah sebagai berikut:
1)
Pembangunan dikaitkan dengan masalah kemajuan dalam aspek besar, jumlah, ukuran
atau tingkat dengan organ atau orang, yang dapat diperkirakan berdasarkan berat
(gram, pon, kilogram), panjang (sentimeter, meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (kalsium tubuh dan pemeliharaan nitrogen).
2)
Kemajuan adalah perluasan kapasitas
(kemampuan)
dalam desain dan kapasitas tubuh yang lebih membingungkan dalam contoh biasa
dan tidak mengejutkan karena interaksi perkembangan. Di sini khawatir jalannya
pemisahan sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan kerangka organ buat agar
masing-masing bisa memenuhi kapasitasnya. Ini termasuk pergantian acara yang
antusias. melindungi inovasi dan perilaku karena berhubungan dengan iklim.
Variabel
yang berbeda yang mempengaruhi pneumonia pada bayi telah dieksplorasi oleh
banyak spesialis, termasuk unsur-unsur alami (ketebalan, rumah tinggal,
kecenderungan merokok, ventilasi), variabel keuangan keluarga (tingkat moneter,
tingkat pemahaman pekerjaan, gaji, apalagi pertimbangan ibu untuk balita).
Istilah pneumonitis harus dikenali dari pneumonia. Pneumonia adalah interaksi
provokatif di parenkim paru, bagian distal paru-paru bronkiolus terminal,
termasuk bronkiolus respiratorius, alveolus selanjutnya interstitium, dan
menyebabkan pemadatan dan interupsi perdagangan gas lingkungan. Ada beberapa
faktor yang menentukan etiologi penyakit paru-paru ekologis, khususnya: 1)
ukuran partikel residu, yang seolah-olah partikel debu berukuran 0,3 sampai 0,5
m yang dapat tiba di alveoli, konstruksi zat residu, fiksasinya di udara iklim,
rentang keterbukaan dan ketidakberdayaan individu terhadap residu anorganik
tertentu itulah alasannya.
ISPA digambarkan dengan meretas atau
kesulitan bernapas, pilek, demam atau demam, tidak ada pembagi dada yang
ditarik ke dalam, tidak menunjukkan manifestasi peningkatan frekuensi
pernapasan, pernapasan <50x /menit untuk waktu yang sangat lama 2 bulan
sampai < 1 tahun, < 40 x/menit untuk usia 1 tahun sampai 5 tahun.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Anak
Variabel-variabel
yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan anak adalah:
Keturunan (herediter)
Variabel
herediter adalah faktor prinsip sebagai alasan untuk mencapai perbaikan anak
muda. Elemen-elemen ini menggabungkan elemen keturunan, orientasi, kebangsaan.
komponen ini dengan kekuatan dan kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat
keengganan jaringan untuk meningkatkan, periode pubertas, juga akhir dari
perkembangan tulang.
* Elemen Alami
Unsur alam adalah faktor yang mengambil
bagian signifikan dalam memutuskan apakah potensi sudah, termasuk iklim
pra-kelahiran (iklim dalam kehamilan), dan iklim pascakehamilan (iklim nanti
dikandung). Iklim di perut bisa terjadi selama anak di dalam perut, dari asal
mula hingga lahir yang menggabungkan Rezeki ibu hamil, iklim mekanis, misalnya
tempat embrio dirahim (perut), sintetis atau racun seperti penggunaan
obat-obatan, minuman keras, kebiasaan merokok untuk ibu hamil, dan bahan kimia.
Unsur ekologi lainnya adalah radiasi yang
dapat membahayakan organ pikiran janin, penyakit dalam konten juga akan
memengaruhi pengembangan dan pergantian peristiwa anak, juga karena stres dapat
mempengaruhi ketidakmampuan untuk berkembang. Variabel kebal dapat mempengaruhi
perkembangan dan penyebab formatif dapat mendorong pengangkatan janin dan
sebagainya Variabel alam setelah lahir seperti rezeki, inokulasi, penyakit yang
sedang berlangsung dan hormonal. Faktor aktual seperti iklim, musim, keadaan
topografi, sterilisasi ekologi, kondisi tempat tinggal dan radiasi.
*Faktor
Psikososial*
Faktor
psikososial seperti perasaan, inspirasi belajar, disiplin, sekelompok teman
sebaya, stres, sekolah, cinta, kesukaan, dan jumlah kolaborasi antara anak-anak
dan wali.
*Faktor
keluarga*
Faktor
keluarga, misalnya pekerjaan, pendidikan orang tua, jumlah kerabat, orientasi,
karakter ayah dan ibu, agama, urbanisasi dan elemen publik.
*Faktor bahaya untuk ISPA*
Pembangunan
rumah dan iklim yang tidak sesuai kebutuhan Kesejahteraan adalah faktor taruhan
untuk berbagai jenis transmisi penyakit. ISPA dan TBC berhubungan erat dengan
kondisi sterilisasi penginapan. Faktor pertaruhan ekologis di bangunan rumah
yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit maupun kecelakaan antara lain
ventilasi, pencahayaan, kepadatan hunian ruang tidur, kelembaban udara,
kualitas udara ruang, binatang penular penyakit, air bersih, limbah rumah
tangga sampah serta perilaku penghuni dalam rumah.
ISPA pada Anak Kecil
Sebuah.
Arti dari ISPA (Penyakit Pernapasan Intens) adalah salah satu penyakit yang
diderita oleh daerah setempat, termasuk kontaminasi saluran kemih, saluran
pernapasan atas dan bawah. ISPA adalah siklus provokatif yang disebabkan oleh
infeksi, mikroorganisme, abnormal (mikroplasma) atau zat asing termasuk salah
satu atau semua pernapasan .
Penyebab
ISPA adalah infeksi virus atau bakteri pada saluran pernapasan. Walaupun lebih
sering disebabkan oleh infeksi virus, ada beberapa jenis bakteri yang juga bisa
menyebabkan ISPA, yaitu:
*Streptococcus
*Haemophilus
*Staphylococcus aureus
*Corynebacterium diphteriae
*Mycoplasma pneumoniae
*Chlamydia
ISPA
dapat menyerang saluran napas atas maupun saluran napas bawah. Beberapa
penyakit yang termasuk ke dalam ISPA adalah common cold, sinusitis, radang
tenggorokan akut, laringitis akut, pneumonia, dan COVID-19.
Penularan
virus atau bakteri penyebab ISPA dapat terjadi melalui kontak dengan percikan
air liur orang yang terinfeksi. Virus atau bakteri dalam percikan liur akan
menyebar melalui udara, masuk ke hidung atau mulut orang lain. Selain kontak
langsung dengan percikan liur penderita, virus juga dapat menyebar melalui
sentuhan dengan benda yang terkontaminasi, atau berjabat tangan dengan
penderita.
Gejala ISPA
Gejala
dari infeksi saluran pernapasan akut berlangsung antara 1-2 minggu. Sebagian
besar penderita akan mengalami perbaikan gejala setelah minggu pertama. Gejala
tersebut adalah:
*Batuk
*Bersin
*Pilek
*Hidung tersumbat
*Nyeri tenggorokan
*Sesak napas
*Demam
*Sakit kepala
*Nyeri otot
Istilah
ISPA menggabungkan tiga komponen penting:
khusus penyakit, parsel pernapasan, dan
intens. Dengan pengertian sebagai berikut: Kontaminasi adalah masuknya mikroba
atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan meningkat untuk menghasilkan
indikasi sakit. Parsel pernapasan adalah organ yang dimulai dari hidung ke
alveoli dan organ adneksanya, misalnya, sinus, lubang telinga tengah dan
pleura. Kontaminasi yang intens adalah penyakit yang berkelanjutan selama 14
hari. Batas multi hari diambil untuk menunjukkan interaksi yang intens meskipun
faktanya untuk penyakit tertentu yang dapat ditandai dengan ISPA siklus ini
bisa membutuhkan waktu lebih dari 14 hari.
Jenis ISPA
Infeksi Saluran Pernafasan Akut terbagi
menjadi dua yaitu:
1) Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut
Kapasitas parsel pernapasan atas untuk
menghangatkan, meredam apa lagi saluran udara. Seiring dengan udara, masukkan
mikroba yang berbeda, yang dapat tertahan di hidung, faring (amandel), laring,
atau tenggorokan dan dapat berkembang biak, jika kerangka kekebalan berkurang.
Penyebaran penyakit (jika terjadi) bergantung pada perlindungan tubuh, juga
dari kerusakan mikroorganisme yang dirujuk (penyakit tambahan), Kontaminasi
Intens Parcel Pernafasan Atas sesuai Erlien terdiri dari :
a) Flu
Flu, atau disebut influenza, adalah infeksi
yang disebabkan oleh infeksi dan indikasi penyebabnya menyebabkan masalah
kerangka pernapasan. Flu tidak persis sama dengan virus biasa.
b) Sinusitis
Sinusitis adalah iritasi pada daerah sinus
yang terjadi karena penyakit virus, misalnya karena keterikatan flu atau karena
kepekaan.
c. Faringitis (sakit tenggorokan)
Faringitis adalah adanya kejengkelan
(kontaminasi) di tenggorokan (faring). Faringitis dapat disebabkan oleh infeksi
atau sebaliknya mikroorganisme.
2) Penyakit Saluran Pernapasan Bawah Intens
Perjalanan penyakit saluran pernafasan
dapat disebabkan oleh mikroba dari saluran pernapasan bagian atas. Kontaminasi
ini menyebabkan elemen neurotik dan klinis yang berbeda bergantung pada
obstruksi bahaya inang dan entitas organik.
Pernapasan Bawah yang Intens terdiri dari
:
a) Laringitis
Laringitis adalah kejengkelan daerah
laring. pangkal tenggorokan terletak di ujung jalan pernapasan yang mendorong
paru-paru (batang tenggorok). Wilayah ini berisi garis vokal. Akibatnya,
Laringitis juga kadang-kadang disebut sebagai laringitis suara.
b) Bronkitis
Bronkitis adalah kejengkelan daerah
bronkial. Bronkus adalah entri dalam kerangka pernapasan yang menuju paru-paru.
c) Pneumonia
Pneumonia adalah kontaminasi intens dari
jaringan paru-paru (alveolus). Pneumonia, dalam bahasa biasa sering disebut
radang paru-paru. Pneumonia adalah penyakit pada saluran pernapasan santai
asli. Kejadian Pneumonia di anak-anak muda secara teratur bertepatan dengan
interaksi intens yang tak tertahankan di bronkus (umumnya disebut
bronkopneumonia). Radang paru-paru adalah masalah medis di seluruh dunia karena
menyebabkan tingkat kematian yang tinggi.
Pencegahan ISPA
Tindakan pencegahan utama ISPA adalah
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Beberapa cara yang dapat dilakukan,
yaitu:
-Cuci tangan secara teratur, terutama setelah
beraktivitas di tempat umum.
-Hindari menyentuh wajah, terutama bagian mulut,
hidung, dan mata, untuk menghindari penularan virus dan bakteri.
-Gunakan sapu tangan atau tisu untuk menutup mulut
ketika bersin atau batuk. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit
ke orang lain.
-Perbanyak konsumsi makanan kaya vitamin, terutama
vitamin C, untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
-Olahraga secara teratur.
-Berhenti merokok.
-Lakukan vaksinasi, baik vaksin MMR, influenza, atau
pneumonia. Diskusikan dengan dokter mengenai keperluan, manfaat, dan risiko
dari vaksinasi ini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seperti yang dikemukakan oleh Notoatmodjo, anak
balita adalah suatu perkumpulan yang tidak berdaya melawan makanan dan infeksi.
Unsur ekologi lainnya adalah radiasi yang dapat
membahayakan organ pikiran janin, penyakit dalam konten juga akan memengaruhi
pengembangan dan pergantian peristiwa anak, juga karena stres dapat
mempengaruhi ketidakmampuan untuk berkembang.
Arti dari ISPA (Penyakit Pernapasan Intens) adalah
salah satu penyakit yang diderita oleh daerah setempat, termasuk kontaminasi
saluran kemih, saluran pernapasan atas dan bawah.
ISPA adalah siklus provokatif yang disebabkan oleh
infeksi, mikroorganisme, abnormal (mikroplasma) atau zat asing termasuk salah
satu atau semua pernapasan .
Beberapa penyakit yang termasuk ke dalam ISPA
adalah common cold, sinusitis, radang tenggorokan akut, laringitis akut, pneumonia,
dan COVID-19.
Seiring dengan udara, masukkan mikroba yang
berbeda, yang dapat tertahan di hidung, faring (amandel), laring, atau
tenggorokan dan dapat berkembang biak, jika kerangka kekebalan berkurang.
Flu, atau disebut influenza, adalah infeksi yang
disebabkan oleh infeksi dan indikasi penyebabnya menyebabkan masalah kerangka
pernapasan.
B. Saran
Diharapkan
untuk lebih meningkatkan lagi pengetahuan mencari tahu tentang informasi
tentang penyakit ISPA beserta pencegahannya, dan selalu mengikuti kegiatan
penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh tim kesehatan, agar dapat lebih
meningkatkan promosi kesehatan seperti melakukan penyuluhan atau pendidikan
kesehatan tentang pencegahan penyakit (penyakit ISPA) kepada masyarakat yang
luas. Sehingga masyarakat lebih dalam lagi mengetahui penyakit ISPA beserta
cara pencegahan penyakit ISPA, dan kasus ISPA dapat berkurang dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/ispa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar